JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat nilai penerbitan surat utang korporasi—obligasi, sukuk, medium term notes (MTN), perpetual, sekuritisasi, dan DINFRA—di Indonesia sepanjang semester I-2019 mencapai Rp 59,22 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan nilai penerbitan di semester I-2018 sebesar Rp 132,42 triliun.
Menurut data Pefindo, institusi keuangan masih mendominasi penerbitan surat utang korporasi di semester I dengan nilai Rp 36,62 triliun, sedangkan sisanya sebesar Rp 22,60 triliun berasal dari institusi non-keuangan.
Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra menjelaskan bahwa perlambatan penerbitan surat utang korporasi sudah terjadi sejak semester II-2018 ketika US Federal Reserve menaikkan Fed Fund Rate (FFR) secara agresif, yang menyebabkan BI ikut mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR). “Tahun lalu pun penerbitan surat utang korporasi lebih ramai di semester pertama,” kata Salyadi seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (16/7).
Meskipun begitu, Salyadi menganggap bahwa pencapaian di semester I-2019 bukanlah sesuatu yang buruk, mengingat jumlah emiten yang menerbitkan surat utang di periode tersebut bertambah sebanyak 33 emiten, lebih tinggi 50% dibandingkan tahun lalu. (MS)