LONDON - Partai Konservatif telah memenangkan suara mayoritas di pemilu Inggris. Hasil itu memastikan bahwa Boris Johnson akan tetap menjadi Perdana Menteri negara tersebut.
Per hari Jumat (13/12), Partai Konservatif telah memenangkan 364 dari 650 kursi di Parlemen Inggris, jumlah mayoritas terbesar bagi partai tersebut sejak kemenangan Margaret Thatcher di pemilu 1987.
“Misi saya adalah bekerja keras tiap siang dan malam untuk membuktikan bahwa Anda telah membuat keputusan yang tepat dengan memilih saya kali ini, dan untuk memastikan dukungan Anda di masa depan,” kata Johnson dalam pidato kemenangannya, Kamis (12/12).
“Perlu saya katakan bahwa dalam pemilu ini suara Anda telah didengar pada waktunya. Rakyat ingin perubahan… Kita tidak bisa dan tidak boleh mengecewakan mereka.”
Selain itu, Johnson juga menegaskan bahwa pemerintahannya “akan mewujudkan Brexit” pada tanggal 31 Januari 2020 tanpa kompromi.
Merespons kekalahan Partai Buruh yang hanya memenangkan 203 kursi sejauh ini, Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan bahwa ia tidak akan memimpin partai tersebut di pemilu selanjutnya. Menurut Corbyn, perdebatan mengenai Brexit berperan besar kepada hasil pemilu, yang merupakan yang terburuk bagi Partai Buruh sejak tahun 1935.
“Brexit sudah menimbulkan polarisasi dan perpecahan di negara ini sehingga tidak mungkin kita bisa berdebat mengenai politik secara normal. Saya kira hal itu berpengaruh terhadap hasil yang diterima Partai Buruh pada malam ini di seluruh Inggris,” kata Corbyn seperti dikutip BBC. (MS)