JAKARTA - BUMN PT Pertamina (Persero) memproyeksikan terjadinya penurunan pendapatan dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) diakibatkan oleh jatuhnya penjualan bahan bakar akibat pandemi Covid-19 dan volatilitas harga minyak mentah.
Hal ini disampaikan oleh Nicke Widyawati, CEO Pertamina, di dalam pertemuan virtual dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4). Beliau menjelaskan bahwa penurunan BBM mencapai 34,6% secara nasional dibandingkan bulan Januari dan Februari. Meski begitu, penurunan sudah terjadi sejak Januari dan Februari, kendati hanya 16,78% pada saat itu.
Nicke menjelaskan bahwa Pertamina menyiapkan dua skenario. Skenario pertama mengasumsikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) mencapai USD 38/barel dengan nilai tukar Rp 17,500/USD, sehingga berpotensi mengurangi pendapatan sebesar 38%, atau USD 58,3 miliar, dari RKAP.
Skenario kedua mengasumsikan harga ICP mencapai USD 31/barel dengan nilai tukar Rp 20,000/USD, sehingga berpotensi mengurangi pendapatan sebesar 45% dari RKAP. (ARM/AC)