BEIJING - Otoritas kesehatan Tiongkok mengingatkan bahwa belum waktunya melonggarkan langkah-langkah mitigasi virus corona (COVID-19) karena klaster baru terus bermunculan.
Seperti diwartakan Reuters, dalam dua minggu terakhir ada kasus-kasus baru COVID-19 yang tercatat di tujuh provinsi di Tiongkok, termasuk Hubei yang merupakan episentrum asli pandemi tersebut. Pada hari Senin (11/5) ibu kota Hubei, Wuhan, melaporkan klaster penularan pertama sejak berakhirnya karantina wilayah (lockdown) pada bulan April lalu.
Menurut juru bicara Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok Mi Feng, kemunculan klaster-klaster baru menunjukkan bahwa langkah-langkah mitigasi tidak bisa dilonggarkan walaupun upaya pencegahan dan pengendalian telah kembali normal.
Per hari Senin, Tiongkok mencatatkan 82,926 kasus positif COVID-19 dengan 78,189 pasien sembuh dan 4,633 pasien meninggal. Beijing saat ini memiliki 13 kasus positif yang sedang diobati, dan kota tersebut juga telah mengeluarkan larangan masuk sementara bagi penerbangan internasional.
"Bahkan setelah 13 pasien tersebut sembuh dan keluar dari rumah sakit, bukan berarti sudah tidak ada risiko setelahnya," kata Direktur Komisi Kesehatan Kota Beijing Lei Haichao.
Pemerintah telah mengizinkan tempat-tempat rekreasi seperti bioskop dan museum untuk kembali buka secara bertahap meskipun kapasitasnya dibatasi di bawah 50%, kata Asosiasi Administrasi Kebudayaan Tiongkok.
"Penutupan kota merupakan cara yang sangat efektif dalam menangani epidemi ini, tapi sekarang kita harus menemukan keseimbangan antara pemulihan ekonomi dan pengendalian epidemi," kata Lei. (MS)