JAKARTA - Pada triwulan I 2020, penyaluran kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sebesar Rp 240,11 triliun, menurun dibandingkan penyaluran kredit pada periode serupa tahun 2019 sejumlah Rp 249,70 triliun. Total kredit macet tercatat sebesar Rp 6,82 triliun.
Dikutip dari Laporan Keuangan per triwulan I 2020 yang dipublikasikan pada Minggu (17/5), komposisi penyaluran kredit yakni, kredit konvensional sebesar Rp 216,96 triliun dan syariah Rp 23,91 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, distribusi kredit konvensional sebesar Rp 226,78 triliun dan syariah Rp 22,92 triliun.
Adapun sektor terbesar penerima kredit konvensional antara lain, perumahan Rp 209,25 triliun, diikuti kredit konstruksi Rp 7,41 triliun, transportasi pergudangan dan komunikasi Rp 4,40 triliun, jasa usaha Rp 3,95 triliun, perdagangan, listrik, gas dan air Rp 1,56 triliun, jasa sosial Rp 1,31 triliun, restoran dan hotel Rp 1,10 triliun, manufaktur Rp 100 miliar, pertambangan Rp 45,45 miliar, pertanian Rp 20,74 miliar, dan lainnya Rp 145,54 miliar. Sedangkan kredit syariah untuk perumahan Rp 20,10 triliun, diikuti konstruksi Rp 2,41 triliun, dan jasa usaha Rp 1,39 triliun.
Di sisi lain, BTN meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 204,23 triliun, turun dari Rp 206,90 triliun. Di mana DPK di dominasi oleh deposit berjangka sebesar Rp 114,31 triliun, diikuti giro konvensional Rp 50,13 triliun dan giro wadiah Rp 50,02 triliun, dan tabungan Rp 36,09 triliun serta tabungan wadiah Rp 36,88 triliun. (LK)