BerandaBeritaVideo

Fokus ke Indo-Pasifik, Australia genjot belanja pertahanan sebesar 40%

01 July 2020 13:29

CANBERRA - Australia akan meningkatkan belanja di bidang pertahanan sebesar 40% selama 10 tahun ke depan untuk membeli aset militer jarak jauh dengan fokus ke wilayah Indo-Pasifik.

Menurut Perdana Menteri Australia Scott Morrison, negara tersebut akan menginvestasikan sekitar A$270 miliar untuk meningkatkan kapasitas serangan jarak jauh selama 10 tahun ke depan dan mengalihkan fokus militer ke wilayah Indo-Pasifik.

"Dengan tantangan di wilayah Indo-Pasifik yang terus berubah, kita butuh pendekatan baru yang bisa secara aktif menangkal tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kepentingan negara," kata Morrison dalam pidatonya di Canberra pada hari Rabu (1/7) seperti dikutip dari laman resminya.

"Kapasitas militer kita yang baru akan menyediakan sistem pertahanan yang kuat dan kredibel, yang dapat membantu menjaga stabilitas dan keamanan. Australia berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik secara terbuka, inklusif, sejahtera, dan mandiri."

Sebagai bagian dari peningkatan belanja pertahanan, imbuhnya, pemerintah Australia akan membeli 200 misil jarak jauh anti-kapal dari Amerika Serikat (AS) seharga A$800 juta dan mempertimbangkan pengembangan misil hipersonik.

Kebijakan tersebut dinilai sebagai reaksi Australia atas ketegangan dengan Tiongkok yang sedang berlanjut dan makin panas akibat desakan Australia agar ada penyelidikan independen mengenai asal-usul pandemi virus corona (COVID-19).

Pada bulan lalu lembaga-lembaga pemerintahan dan penyedia jasa di Australia menjadi sasaran upaya peretasan, yang disebut pemerintah sebagai serangan dari "aktor negara yang mutakhir" dan disinyalir berasal dari Tiongkok.

"Tiongkok merupakan gajah dalam ruangan yang tidak disebut," kata analis kebijakan luar negeri Sam Roggeveen, yang juga merupakan Direktur Program Keamanan Internasional Lowy Institute, seperti dikutip dari Reuters.

"Walaupun fokus ke wilayah Indo-Pasifik merupakan keputusan yang tepat, membeli misil jarak jauh—terutama untuk sasaran di darat—dapat memancing tanggapan dari Beijing." (MS)

© 2024 - IDN Financials - All Rights Reserved.