BerandaBeritaVideo

Ernst & Young: Masa depan AirAsia meragukan akibat COVID-19

09 July 2020 12:55

KUALA LUMPUR - AirAsia Group menghadapi masa depan yang "meragukan secara signifikan" akibat pembatasan perjalanan yang diterapkan selama pandemi virus corona (COVID-19), kata Ernst & Young.

Menurut perusahaan audit tersebut, liabilitas jangka pendek AirAsia melebihi aset lancarnya sebesar US$430 juta pada akhir tahun 2019.

"Lebih lanjut, pada awal tahun 2020 perekonomian global, terutama industri maskapai komersial, menghadapi ketidakpastian akibat dampak dari pandemi COVID-19 yang belum pernah ada sebelumnya," kata Ernst & Young dalam pernyataan opini audit tanpa pengecualian kepada Bursa Malaysia, Selasa (7/7).

"Pembatasan perjalanan dan penutupan perbatasan yang diterapkan negara-negara di seluruh dunia menyebabkan penurunan permintaan perjalanan udara yang signifikan, yang berdampak kepada kinerja finansial dan arus kas perusahaan."

Seperti diwartakan IDNFinancials.com sebelumnya, AirAsia mencatatkan kerugian bersih sebesar US$223 juta di kuartal I (Q1) tahun 2020. Selama periode tersebut, perusahaan memangkas kapasitas di semua unit maskapai sebanyak 19% dan jumlah penumpang anjlok 22%.

"Ini merupakan tantangan terbesar yang kami hadapi sejak mulai beroperasi di tahun 2001," kata CEO AirAsia Group Tony Fernandes dalam keterangan resmi pada hari Senin (6/7).

"Kami sudah mengajukan pinjaman bank di negara-negara tempat kami beroperasi untuk meningkatkan likuiditas. Kami juga telah menerima proposal untuk memperkuat modal, basis ekuitas, dan/atau likuiditas dari sejumlah bankir investasi, penyedia pinjaman, dan investor potensial untuk membantu perusahaan menghadapi badai yang disebabkan pandemi COVID-19." (MS)

© 2024 - IDN Financials - All Rights Reserved.