JAKARTA - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memperkirakan bahwa defisit APBN 2021 akan mencapai kisaran 4,5%-4,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Kepala BKF Febrio Nathan Kacaribu, perkiraan tersebut lebih tinggi daripada usulan pemerintah dalam Rancangan APBN 2021, yaitu di kisaran 3,21%-4,17% dari PDB. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan pembiayaan untuk pemulihan ekonomi tahun depan yang diperkirakan cukup besar setelah pandemi virus corona (COVID-19).
“Sekarang lagi susun nota keuangan, pembahasannya defisitnya itu akan berada di sekitar 4,5% sampai 4,7% [dari] PDB. Artinya, kita nggak mau tiba-tiba [turun] dari 6,38%,” kata Febrio dalam diskusi virtual pada hari Jumat (17/7) seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Meskipun begitu, Febrio tetap optimistis bahwa defisit APBN akan turun ke bawah 3% dari PDB sesuai dengan target pada tahun 2023. Menurutnya, negara membutuhkan kemampuan fiskal yang besar untuk mendorong pemulihan ekonomi dan mengurangi beban yang ditanggung untuk menyediakan jaring pengaman sosial secara bertahap.
“Sekarang tidak bisa sembarangan juga, harus hati-hati [karena] kalau kita berada di 6,3% tahun depan nggak mungkin tiba-tiba turun ke bawah 3%. Karena itu kita mau punya fleksibilitas,” pungkas Febrio. (MS)