JAKARTA. Moody’s Investors Service menyebutkan kualitas kredit perusahaan di Indonesia berpotensi memburuk, di tengah aktivitas bisnis yang terganggu pandemi covid-19.
Stephanie Cheong, Analis Moody’s, mengatakan salah satu penyebabnya adalah penurunan tajam pada perekonomian nasional. Kemudian didukung oleh melemahnya konsumsi atau daya beli masyarakat, serta melemahnya harga komoditas yang menekan sejumlah sektor.
“Kami memperkirakan matriks keuangan pada sejumlah portofolio yang kami nilai, akan melemah sepanjang 2020 sampai terjadi pemulihan bertahap pada 2021,” kata Cheong lewat laporan riset yang dirilis akhir Juli kemarin.
Selain itu, Cheong juga memperingatkan bahwa risiko restrukturisasi kredit juga bertambah besar. Hal ini dipengaruhi oleh 42% persen obligasi dalam mata uang dolar Amerika Serikat dengan return tinggi, akan jatuh tempo pada Desember 2022. “Risiko terbesar akan dihadapi oleh perusahaan di sektor properti dan pertambangan,” ujar Cheong.
Dalam risetnya, Moody’s menekankan Liquidity Stress Indicator (LSI) di Indonesia masih cukup tinggi. Sampai akhir Juni kemarin, LSI Indonesia berada di level 53,6%. (KR)