JAKARTA - Realisasi anggaran penanganan pandemi virus corona (COVID-19) serta program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga minggu pertama bulan Agustus sudah mencapai Rp 151,25 triliun, 21,8% dari total anggaran sebesar Rp 695,20 triliun.
Realisasi tersebut mencakup penggunaan di lima sektor yaitu kesehatan (Rp 7,1 triliun), perlindungan sosial (Rp 86,5 triliun), kementerian/lembaga dan pemerintah daerah (Rp 8,6 triliun), dukungan UMKM (Rp 32,5 triliun), serta insentif usaha (Rp 16,6 triliun), sementara belum ada realisasi di sektor pembiayaan korporasi.
“Penyerapannya sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan, di mana kita juga telah memutuskan bahwa seluruh program terutama yang berhubungan dengan bantuan sosial sudah diperpanjang hingga Desember,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam media briefing virtual pada hari Senin (10/8).
Menurut Sri Mulyani, pemerintah siap melakukan desain ulang terhadap kebijakan PEN jika ada halangan yang muncul sehingga pemulihan ekonomi dapat berjalan dengan maksimal.
“Tentu kita terus mempercepat dan mensimplifikasi proses-proses birokrasinya,” ujarnya.
Dalam program tersebut, Kementerian Keuangan fokus menentukan prioritas dan menghilangkan hambatan untuk meminimalisir berbagai kendala, khususnya yang terkait regulasi dan tata kelola.
“Kami mintakan kepada kementerian/lembaga yang menyiapkan supaya mereka betul-betul bisa segera melakukan [belanja], sehingga penguatan dari belanja pemerintah akan mendorong pemulihan ekonomi,” pungkas Sri Mulyani. (MS)