CANBERRA - Australia resmi memasuki resesi untuk pertama kalinya sejak tahun 1991 setelah ekonomi negara tersebut terkontraksi sebesar 7% di kuartal II (Q2) tahun 2020, menyusul pelemahan 0,3% di Q1.
Menurut Biro Statistik Australia (Australian Bureau of Statistics/ABS), kontraksi di Q2 tersebut merupakan yang terburuk dalam sejarah Australia sejak tahun 1930, di mana perekonomian saat itu diperkirakan menurun 10% di puncak Depresi Besar.
"Pandemi virus corona memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian di seluruh dunia, tentunya termasuk di Australia," kata Menteri Keuangan Australia Mathias Cormann seperti dikutip dari The Sydney Morning Herald, Rabu (2/9).
Seperti diwartakan ABC, pelemahan ekonomi tahun ini terutama disebabkan oleh sektor swasta akibat penutupan sementara dan pembatasan yang diterapkan untuk menekan penyebaran virus corona (COVID-19).
"Pada kuartal yang berakhir di bulan Juli ada kontraksi yang signifikan dalam pengeluaran rumah tangga untuk jasa karena banyaknya rumah tangga yang menyesuaikan perilaku mereka serta pembatasan yang diterapkan untuk menekan penyebaran virus corona," kata Kepala Neraca Nasional ABS Michael Smedes.
Seluruh negara bagian mengalami pelemahan ekonomi di Q2; New South Wales mengalami penurunan terdalam sebesar 8,6%, disusul oleh Victoria dengan penurunan 8,5%. Sementara itu, Wilayah Ibu Kota Australia (Australian Capital Territory/ACT) mencatatkan kontraksi terkecil sebesar 2,2%.
Per hari Rabu, Australia mencatatkan 25,923 kasus positif COVID-19, dengan Victoria sebagai episentrum epidemi di negara tersebut. (MS)