JAKARTA. Menteri keuangan Sri Mulyani memperkirakan penerimaan pajak tahun 2020 akan minus hingga 20% karena pandemi Covid-19.
“Karena Covid-19, APBN mengalami tekanan. Penerimaan negara turun hingga 15% bahkan penerimaan pajak merosot mendekati 20%, tapi kita harus tetap belanja bahkan meningkat,” kata Sri Mulyani dalam suatu webminar awal pekan ini.
Menurut Menkeu, target penerimaan pajak 2020 sebesar Rp 1.198,8 triliun dan pencapaian dalam sebelas bulan baru memenuhi 77,2% dari target 2020. Meskipun target tersebut sebenarnya lebih rendah sekitar 10% dari realisasi penerimaan pajak pada 2019 senilai Rp 1.332,1 triliun.
Data laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 pada Januari- November menunjukkan realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 925,34 triliun. Angka tersebut tumbuh negatif 18,55% terhadap realisasi periode yang sama tahun lalu 2019 sebesar Rp 1.136,13 triliun.
Secara rinci, realisasi penerimaan pajak penghasilan (PPh) migas hingga November 2020 sebesar Rp 29,2 triliun, turun hingga 44,8% dibandingkan realisasi di periode sama tahun 2019 senilai Rp 52,8 triliun. Realisasi pajak non-migas Januari-November 2020 sebesar Rp 896,2 triliun, tumbuh minus 17,3% year on year (yoy) dan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah baru terealisasi Rp 378,77 triliun, turun 14,15% yoy. (AM)