JAKARTA. Transaksi digital akan menjadi tumpuan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dalam meningkatkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar 8% tahun ini.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan masa pandemi telah merubah pola transaksi masyarakat kepada transaksi digital. Sehingga pendapatan berbasis komisi Bank BRI tahun lalu yang mencapai Rp15,2 triliun, porsi terbesar berasal dari transaksi e-channel. Pendapatan fee based tersebut naik 6,2% dari Rp14,3 triliun pada 2019.
Berdasarkan kinerja tahun lalu itu, Bank BRI memproyeksikan transaksi digital banking akan terus tumbuh dengan dukungan perubahan pola transaksi masyarakat, seperti peningkatan transaksi cashless dan online, dan perkembangan teknologi. "Untuk tahun 2021 kami menargetkan pertumbuhan fee income sebesar 8 persen secara year on year," ujar Aestika seperti dikutip Bisnis.
Aestika pun menjelaskan strategi BRI untuk mencapai target itu dengan meningkatkan kinerja e-banking yakni lewat pengembangan BRIAPI sebagai gerbang untuk kerja sama digital. BRI juga melakukan pengembangan terhadap Digital Saving, Digital Loan dan aplikasi BRIMO untuk memudahkan masyarakat menikmati layanan perbankan BRI.
Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan transaksi BRIMO sebesar 660% atau lebih dari 765 juta tansaksi, internet banking tumbuh 132% atau lebih 2,7 juta transaksi, dan transaksi agen Brilink naik 39,6% atau sebesar 728 juta transaksi. (AM)