JAKARTA. Jumlah lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negaraSelasa (6/4/2021) kembali menurun dengan penawaran yang masuk Rp14,59 triliun. Penurunan itu dipicu oleh kenaikan yield obligasi pemerintah AS (US Treasury). Sehingga minat investor terkonsentrasi pada US Treasury tersebut.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan hal tersebut dan menjelaskan dalam beberapa pekan terakhir pasar obligasi Indonesia tertekan karena tren meningkatnya imbal hasil (yield) US Treasury bertenor 10 tahun. Demikian juga tren minat yang menurun itu terjadi pada lelang SUN dan Sukuk negara.
Menurut Ramdhan, sentimen eksternal itulah yang menjadi pemberat utama pasar obligasi Indonesia, meski secara fundamental kondisi Indonesia cenderung positif dan menarik bagi investor. Saat ini, rata-rata yield obligasi Indonesia, baik sukuk negara maupun SUN konvensional masih sangat kompetitif dibanding negara berkembang lain.
Ramadhan juga mengatakan bahwa US Treasury sedang diburu investor karena potensi gain dan pasar AS kebih likuid. “Lelang sepi bukan karena kita nggak bagus. Obligasi kita sangat menarik, secara fundamental juga baik,” kata Ramadhan seperti dikutip dari suatu media.
Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pemerintah telah melaksanakan lelang sukuk negara untuk ketujuh kalinya tahun ini. Pada lelang Selasa (6/4/2021) terdapat enam seri yang ditawarkan dengan jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp14,59 triliun.
Berikut adalah perkembangan jumlah penawaran dalam lelang sejak awal tahun
Tanggal Pelelangan
Jumlah Penawaran
(Rp triliun)
Jumlah dimenangkan
(Rp triliun)
12 Januari 2021
24,27
11,3
26 Januari 2021
23,34
9
9 Februari 2021
26,1
12
23 Februari 2021
24,23
4,99
9 Maret 2021
17,975
4,495
23 Maret 2021
17,64
6,39
6 April 2021
14,59
Sumber: Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan yang diolah.