JAKARTA - Proyek perumahan PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) terancam mangkrak pasca Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita sejumlah aset anak perusahaan terkait dugaan praktik korupsi dana invesasi oleh PT Asabri (Persero). Hal itu disampaikan Teddy Tjokrosapoetro, Direktur Utama PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) dalam keterbukaan informasi dikutip Kamis (8/4).
"Semua aset entitas anak disita, maka otomatis operasionalnya lumpuh. Perusahaan tidak bisa melanjutkan kepengurusan ijin dan pembangunan proyek perumahan yang sudah direncanakan dulu. Ini mengancam kelangsunga hidup perusahaan," katanya.
Sejak (5/3), Kejagung telah menyita sejumlah aset bangunan dan tanah yang dikelola RIMO dan anak usahanya di sembilan lokasi antara lain, 18 unit apartement South Hills atas nama PT Duta Regency Karunia di Jakarta, sebidang tanah di Serang, Banten atas nama PT Batu Kuda Propertindo, sebidang tanah di Cianjur, Jawa Barat atas nama PT Gema Inti Perkasa, sebidang lahan di Kendari, Sulawesi Tenggara atas nama PT Andalan Tekno Korindo.
Sebidang lahan di Mempawah, Kalimantan Barat atas nama PT Tri Kartika, sebidang lahan dan bangunan Mall Matahari di Pontianak, Kalimantan Barat atas nama PT Matahari Pontianak Indah Mall, sebidang lahan dan 22 unit rumah toko di Banjar, Kalimantan Selatan atas nama PT Banua Land Sejahtera, tanah dan bangunan Rupa Rupi Handicraft Market di Bandung, Jawa Barat atas nama PT Gita Aditya Graha, dan sebidang lahan dan bangunan Hotel Maestro di Pontianak, Kalimantan Barat atas nama PT Indo Putra Khatulistiwa.
Seperti diketahui, Kejagung menahan Benny Tjokrosaputra, pemegang saham RIMO, terkait dugaan korupsi pengelolaan dan dana investasi oleh PT Asabri (Persero) di sejumlah perusahaan kurun tahun 2012-2019.
"Kasus hukum Benny Tjokrosaputro dalam dugaan korupsi Asabri merupakan kasus pribadi. Perusahaan tidak pernah melakukan kerjasama dengan Asabri dalam bentuk apapun," kata Teddy. (LK)