JAKARTA - Beauty-tech terdepan Social Bella kembali membuka lima toko Sociolla Store di awal tahun ini. Berlokasi di lima kota berbeda, Sociolla Store hadir sebagai destinasi berbelanja produk kecantikan modern yang didukung dengan integrasi teknologi serta konsep omnichannel yang akan semakin memanjakan para beauty enthusiasts dalam memenuhi kebutuhan produk kecantikan yang terkurasi dan bersertifikasi BPOM.
Kelima lokasi baru yang dipilih adalah Mall of Indonesia (MoI) Jakarta, Grand Galaxy Park Bekasi, Beachwalk Bali, Summarecon Mall Serpong, dan Margo City Depok. Kelima toko ini didesain dengan keunikan dan ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lain untuk memberikan nuansa baru bagi para beauty enthusiasts ketika berkunjung seperti adanya area beauty bar yang luas, wall of mask, make up wall dan lain sebagainya. Sehingga Sociolla sudah memiliki 20 toko di Indonesia dan 1 toko di Vietnam dengan menyediakan lebih dari 330 brand produk perawatan diri dan kecantikan.
CoFounder & CMO Social Bella Chrisanti Indiana mengungkapkan “Sebagai startup kecantikan terdepan, kami berupaya untuk bisa hadir dan menjangkau lebih banyak beauty enthusiasts dengan produk-produk kecantikan yang aman dan berkualitas. Di tahun ini, untuk pertama kalinya Sociolla Store hadir di Bali yang merupakan salah satu toko terbesar di antara Sociolla Store lainnya. Dengan konsep toko yang unik dan modern, kami harapkan toko Sociolla di Bali ini dapat menjadi salah satu destinasi berbelanja pilihan bagi para beauty enthusiast maupun turis yang berkunjung.”
Dengan pemulihan ekonomi yang terus digalakkan oleh pemerintah serta langkah kesehatan yang gencar dilakukan, perusahaan optimis pertumbuhan bisnis di tahun ini lebih positif. Apalagi, industri kosmetik terbukti menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dengan baik selama pandemi. Kementerian Perindustrian mencatatkan bahwa kinerja pertumbuhan industri kimia, farmasi, dan obat kosmetik termasuk di dalamnya, tumbuh 9,39 persen selama 2020. Sociolla sendiri berhasil mencatatkan peningkatan transaksi di ekosistem sebesar 50% dibandingkan sebelum pandemi. (LM)