JAKARTA. Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap kasus suap di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan kembali menemui hambatan, saat melakukan penggeledahan di 2 lokasi di Kalimantan Selatan.
Penggeledahan dilakukan oleh penyidik KPK pada Jumat pekan lalu di kantor PT Jhonlin Baratama dan di sebuah lokasi di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Namun saat tiba di lokasi, KPK tidak menemukan barang bukti yang dicari.
“Karena diduga telah sengaja dihilangkan oleh pihak-pihak tertentu,” kata Ali Fikri, Juru Bicara KPK seperti dikutip Tempo.
Menurut data idnfinancials.com, Jhonlin Baratama adalah produsen dan eksportir batu bara serta yang didirikan pada 2003 lalu. Ia adalah salah satu usaha milik Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam, konglomerat asal Kalimantan Selatan yang dikenal dekat dengan Presiden Joko Widodo.
Penggeledahan tersebut merupakan bagian dari dugaan suap perpajakan yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan, kepada Ditjen Pajak pada 2016 dan 2017. Sejauh ini KPK juga telah menggeledah Bank Panin dan PT Gunung Madu Plantations di Lampung.
Pagi ini, beredar kabar bahwa seorang pejabat di KPK sempat membisiki penyidik senior agar menunda penggeledahan di Jhonlin Baratama. Tidak hanya itu saja, pejabat tersebut juga meminta agar penyidik tidak berangkat ke Kalimantan Selatan.
Meskipun demikian, belum ada keterangan resmi dari KPK terkait dugaan tersebut. (KR)