JAKARTA. Kementerian Keuangan menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia periode Januari-Agustus 2021 sebesar 3,1% (year-on-year/yoy). Sedangkan secara keseluruhan, Menkeu memperkirakan pertumbuhan tahun ini sekitar 3,7%-4,5%.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita edisi September 2021, Kamis (23/9/2021), juga memperkirakan terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi Kuartal III-2021di level 4%-5%. Level itu lebih rendah dibandingkan kuartal II-2021 yang tumbuh sebesar 7,07%, karena adanya akselerasi setelah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Juli. Sehingga konsumsi Kuartal III-2021 turun jika dibandingkan kuartal II-2021 karena lebaran yang terjadi pada kuartal II lebaran dan menurunnya Covid-19.
Menurut Sri Mulyani, tema besar pada 2021 adalah pemulihan ekonomi. Namun risiko dari dampak Covid-19 yang terjadi pada 2020 masih perlu dicermati karena akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Risiko-risiko yang perlu dicermati adalah, Pertama, pandemi belum selesai. Kedua, arah kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS). Pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam menyebabkan bank sentral AS The Federal Reserve akan menyesuaikan kebijakan moneter. Ketiga, situasi di China, dimana risiko gagal bayar utang atau default yang dihadapi Evergrande menjadi dinamika baru di Negeri Panda. Situasi di China akan sangat mempengaruhi Indonesia karena China adalah negara mitra dagang utama. (AM)