JAKARTA - Indonesia mempertahankan Sovereign Credit Rating pada peringkat Baa2, di atas level investment grade, dengan outlook stabil, disematkan Lembaga Pemeringkat Moody's.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI) menyampaikan peringkat tersebut merupakan pengakuan positif Moody's terhadap Indonesia. "Prospek ekonomi jangka menengah tetap kuat dan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia terjaga, sementara di tengah ketidakpastian ekonomi global," katanya dalam siaran pers dikutip Jumat (11/2).
Menurut dia, lembaga pemeringkat itu menilai kebijakan moneter dan makroekonomi terjadi di tengah kebijakan reformasi struktural dalam menunjang peningkatan investasi dan daya saing ekspor. Selain itu, reformasi perpajakan melalui harmonisasi sejumlah peraturan dan normalisasi kebijakan fiskal dianggap dapat menunjang terjaganya utang pemerintah.
Disampaikannya bahwa BI akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik guna membuat kebijakan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Diketahui pada (10/2), Moody memproyeksikan beban utang pemerintah akan meningkat di level 42,5% dari PDB pada 2023. Namun, posisi itu masih di bawah beban utang pemerintah negara lainnya yakni diperingkat Baa yaitu 64% dari PDB. Peringkat Baa2 mengacu pada surat berharga pemerintah masuk kategori moderate credit risk dan medium grade.(LK)