JAKARTA - PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) mengantongi laba bersih Rp 7,84 miliar pada tahun 2021, membalik kinerja yang sempat merugi sebesar Rp 14,98 miliar pada 2020 dampak pandemi COVID-19. Capaian itu tertinggi dalam empat tahun terakhir sejak mantan direksi perusahaan ini terseret kasus korupsi proyek Hambalang, Bogor.
Budi Susilo, Direktur Utama PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menyampaikan pertumbuhan laba disebabkan kebijakan efisiensi dan efektifitas operasional yang diimplementasikan perusahaan. "Realisasi pendapatan tahun 2021 di atas target, namun di bawah realisasi pendapatan pada tahun 2020," katanya dalam siaran pers dikutip Rabu (6/4).
Menurut dia, total beban kontrak perusahaan turun 26,9% dari tahun 2020 dan beban usaha turun 35,7%. Pada 2021, DGIK mengantongi pendapatan Rpp 366,45 miliar, di atas range target pendapatan Rp 345 miliar-Rp 350 miliar. Capaian pendapatan pada 2021 lebih rendah 23% dari realisasi pendapatan tahun 2020 sebesar Rp 478,93 miliar.
Budi mengatakan kinerja perusahaan masih terimbas dari pandemi COVID-19 yang memukul sektor konstruksi di tahun lalu. Namun pihaknya optimisti dapat memperbaiki kinerja lewat konsistensi penerapan efisiensi dan efektifitas operasional. (LK)