JAKARTA - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), pengelola ritel modern, masih mencatatkan kerugian di triwulan III 2022 karena kenaikan beban pokok penjualan dan beban umum administrasi.
Dalam Laporan Keuangan Triwulan III 2022 yang dikutip Rabu (2/11), Adrian Suherman, Direktur Utama PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menyampaikan perusahaan mencatatkan rugi periode berjalan Rp 290 miliar, lebih besar dari kerugian di periode serupa tahun lalu sebanyak Rp 172,37 miliar.
Capaian itu bertolak belakang dengan kinerja penjualan bersih yang tumbuh menjadi Rp 5,33 triliun dari Rp 4,93 triliun di triwulan III 2021. Segmen penjualan menunjukkan masing-masing kenaikan antara lain, penjualan langsung menjadi Rp 5,27 triliun dari Rp 4,83 triliun dan penjualan konsinyasi Rp 356,10 miliar, naik dari Rp 325,20 miliar.
Laba kotor tercatat Rp 959,62 miliar, naik dari Rp 879,65 miliar dan rugi usaha Rp 166,78 miliar, membengkak dibandingkan periode serupa tahun lalu, rugi usaha Rp 19,68 miliar. Kerugian disebabkan kenaikan beban penjualan menjadi Rp 233,24 miliar dari Rp 162,56 miliar dan beban umum administrasi Rp 952,65 miliar, naik dari Rp 798,10 miliar. (LK)