JAKARTA. Di tengah tantangan perekonomian global yang semakin berat, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menurunkan kembali pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,2% untuk tahun 2023.
OECD dalam laporannya, Rabu (23/11/2022) menyebutkan pertumbuhan dunia telah kehilangan momentum, terbukti inflasi terus meningkat, kepercayaan konsumen telah melemah, dan ketidakpastian yang semakin tinggi. "Perang Rusia vs Ukraina telah mendorong kenaikan harga secara substansial, terutama untuk energi, menambah tekanan inflasi pada saat biaya hidup sudah meningkat pesat di seluruh dunia," tulis OECD seperti dikutip Bisnis,com.
Lebih lanjut OECD mengungkapkan kondisi keuangan global telah mengetat secara signifikan, di tengah langkah-langkah yang gencar dan marak kebijakan bank sentral untuk menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir. Kebijakan tersebut telah membebani pengeluaran yang sensitif terhadap bunga dan menambah tekanan terhadap perekonomian negara berkembang, tulis OECD.
OECD memprediksi pertumbuhan PDB global menjadi 3,1% pada 2022. "Ekonomi global diproyeksi melambat menjadi 2,2% pada 2023, jauh di bawah tingkat yang diperkirakan sebelum perang Rusia vs Ukraina meletus," tulis OECD. Pada 2024, OECD mmeperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 2,7%, terbantu oleh langkah awal kebijakan pelonggaran suku bunga di beberapa negara. (AM)