JAKARTA - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) akan melunasi Surat Utang (Senior Notes) lama US$ 300 juta via exchange offer penerbitan Surat Utang baru US$ 185,85 juta dan tunai Rp 1,19 triliun.
Dalam prospektus perusahaan yang dikutip Senin (19/12), Tedjo Budianto Liman, Direktur Utama KIJA menyampaikan Surat Utang baru senilai US$ 185,85 juta jatuh tempo pada 2027. Surat Utang itu setara Rp 2,78 triliun dengan kurs tengah Bank Indonesia (BI) Rp 14.958/US$.
Perjanjian aksi korporasi itu diteken pada pekan lalu (15/12) dengan jaminan antara lain, perusahaan dan anak usaha serta tanah seluas 300 hektare (Ha) dari PT Banten West Java Tourism Development (BWJ), anak usaha KIJA.
Surat Utang baru memiliki suku bunga kisaran 7%-9% yakni, pada tahun pertama 7% per tahun, tahun ke dua 7,5% per tahun, tahun ketiga 8% per tahun, tahun keempat 8,5% per tahun, dan tahun kelima 9% per tahun.
Sedangkan sisa Utang Lama sebesar US$ 79,66 juta atau setara Rp 1,19 triliun telah dibayarkan tunai via fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Diketahui, Surat Utang lama setara Rp 4,48 triliun jatuh tempo pada Oktober 2023, yang diterbitkan Jababeka International B.V, anak usaha KIJA. (LK)