JAKARTA - Pemerintah menargetkan belanja negara tahun ini sebesar Rp 3.000 triliun dimaksimalkan mendorong dunia usaha menghadapi era suku bunga tinggi. Hal itu disampaikan Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan dikutip dalam wawancara CNBC Indonesia, Jumat (13/1).

Menurut Wamenkeu, belanja negara diproyeksikan dapat menahan dampak inflasi, menjaga daya beli, dan menguatkan belanja berkualitas, serta peningkatan belanja daerah guna akselerasi pembangunan dan kesejahteraan.

"Belanja pemerintah daerah dalam bentuk transfer ke daerah ikut mendorong pembangunan di seluruh daerah. Sehingga anggaran defisit adalah strategi guna mendorong pertumbuhan," katanya.

Meski demikian, pemerintah tetap waspada agar defisit APBN dapat dikelola terkendali. Kinerja APBN 2022 dengan defisit di bawah 3% akan mendorong percepatan konsolidasi fiskal.

Menurut dia, undang-undang No.2/2020 membolehkan defisit di atas 3% sampai Tahun Anggaran 2022, namun realisasinya defisit di bawah 3%. (LK)