JAKARTA - Nilai impor kurun Januari-Desember 2022 tercatat US$ 237,52 miliar, naik 21,07% dari periode serupa tahun lalu sebesar US$ 196,19 miliar. Sedangkan impor di Desember 2022 minus 6,61% year on year (yoy).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Senin (16/1), Efliza ME, Direktur Statistik Distribusi BPS menyampaikan peningkatan impor terbanyak dari segmen migas, utamanya komoditi hasil minyak naik US$ 14,88 miliar atau setara 58,31% yoy dari US$ 25.53 miliar menjadi US$ 40,41 miliar dan nonmigas naik US$ 26,44 miliar atau setara 15,50% menjadi US$ 197,10 miliar dari US$ 170,66 miliar.

Penyumbang kenaikan impor yakni, komoditi hasil migas senilai US$ 24,07 miliar, naik 67,27% yoy dari US$ 1,89 miliar, komoditi minyak mentah US$ 11,45 miliar, naik 62,55% yoy dari US$ 949,2 juta, dan gas naik 19,50% yoy menjadi US$ 4,88 miliar dari US$ 355 juta. Impor nonmigas tercatat naik 3,60% month-on-month (mom) menjadi US$ 16,74 miliar pada Desember 2022 dari US$ 16,16 miliar pada November 2022.

Kenaikan nilai impor nonmigas disumbang dari komoditi plastik dan barang dari plastik, kendaraan dan bagiannya, ampas dan sisa industri makanan, serealia, barang dari besi dan baja, pupuk, gula dan kembang gula, karet dan barang dari karet. (LK)