INTP - PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Rp 6.900

-50 (-1,00%)

JAKARTA - Saham PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA), emiten yang bergerak di bidang jasa konsultasi untuk sektor pertambangan dan energi, tampak terus diperjualbelikan oleh dua investor besarnya. Senin (9/9), investor asing Zurich Assets International Ltd memutuskan untuk mengurangi sahamnya dengan menjual 17,25 juta lembar saham ITMA, dengan kepemilikan akhir sebesar 5,57%. Sebaliknya, PT Fersindo Nusa Jaya justru menambah saham sebanyak 2,84 juta lembar melalui empat sekuritas, sehingga porsi sahamnya naik menjadi 6,82%.

Menariknya, Fersindo Nusa Jaya juga menambah saham di emiten lain, yaitu di perusahaan energi terbarukan PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), sebanyak 35,20 juta lembar. Melalui transaksi yang dilakukan via tiga sekuritas ini, Fersindo pun kini memegang 5,69% saham OASA. PT Arthakencana Rayatama lalu belanja lebih dari 8,40 juta lembar saham perusahaan distributor bahan bakar minyak PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), diikuti oleh produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang belanja sahamnya sendiri sebanyak 1,46 juta lembar.  Penambahan saham terakhir dicatat oleh pengendali PT Elang Mahkota Teknologi Tbk yang membeli tambahan 888.900 lembar saham milik operator rumah sakit swasta PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), dengan total saham sebesar 78,45%.

Di sisi lain, PT Anugerah Inti Karisma melepas saham PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE), sebuah perusahaan perantara pedagang efek dan perdagangan sekuritas, sebanyak 9,81 juta lembar. Investor pengendali dari PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT), yaitu PT Harita Jayaraya, juga menjual 6,19 juta saham produsen dan penjual kayu lapis dan produk terkait ini.

Kabar terakhir datang dari PT Perma Plasindo Tbk (BINO), perusahaan induk dari Bino Group yang memproduksi dan mendistribusikan peralatan kantor. Dua investornya mencatat penurunan porsi kepemilikan meski tidak ada perubahan dari total saham yang dimiliki. Investor asing Ruhong Holding Pte Ltd, pengendali BINO, mencatat penurunan dari 89,61% ke 89,22%, dengan saham sebanyak 1,94 miliar lembar. Selain itu PT Intan Pariwara mencatat penurunan tipis dari 8% ke 7,96%, dengan saham sebanyak 174 juta lembar. (KD)

Berita dan petunjuk pasar terbaru dapat dibaca di IDNFinancials!