JAKARTA - Menteri Energi Qatar Saad Sherida Al-Kaabi mengatakan bahwa Qatar akan meninggalkan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) bulan depan untuk fokus pada produksi gas alam cair.
Kaabi yang baru saja ditunjuk sebagai menteri pada bulan lalu telah berkecimpung dalam dunia gas dan minyak selama lebih dari 30 tahun. Dia meyakini bahwa gas merupakan hal yang penting bagi masa depan Qatar.
“Kami telah melihat kegiatan yang kami rencanakan dan memperluas bisnis gas kami, dan benar-benar mengevaluasi nilai kami sebagai produsen kecil dan seberapa dalam kami akan masuk ke dalam bisnis gas. Hal tersebut membuat kami memutuskan bahwa bisnis gas adalah masa depan dan strategi kami dan di sana lah kami tumbuh,” ujar Kaabi dalam wawancara eksklusif CNBC.
Qatar telah mengumumkan bahwa produksi gas di negara tersebut akan tumbuh dari 77 juta ton per tahun menjadi 110 juta ton per tahun. Negara timur tengah ini juga melakukan pembangunan serta tender untuk alat pengebor minyak.
Sebagai informasi, Qatar merupakan negara pertama yang bergabung dengan OPEC setelah lima negara pendiri -- Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi dan Venezuela -- membentuk organisasi tersebut di tahun 1960. Qatar menjadi negara Timur Tengah pertama yang meninggalkan organisasi tersebut. (LM)