JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau dikenal dengan nama Sritex menunda rencana penerbitan surat utang dalam mata uang dolar Amerika Serikat (global bond) senilai 325 juta.
Hal itu disampaikan Allan Moran Severino, Direktur Keuangan Sritex, dalam surat resmi yang dikirimkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Mengingat keadaan pasar yang belum mendukung,” kata Severino dalam surat tersebut.
Seperti diberitakan idnfinancials.com sebelunya, Sritex pada 12 Januari 2021 kemarin telah mengumumkan rencana penerbitan global bond. Salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia ini bahkan siap menjadikan 3 anak usahanya sebagai jaminan atas global bond tersebut.
Sebagai informasi, lembaga pemeringkat efek Moody’s Investors Service juga telah menetapkan peringkat B1 untuk Sritex, dengan outlook negatif. Peringkat tersebut, kata Moody’s dalam sebuah pernyataan resmi, mencerminkan risiko restrukturisasi utang. Mengingat total utang Sritex yang akan jatuh tempo dalam waktu 12-18 bulan mendatang telah mencapai US$611 juta.
Per September 2020 kemarin, Sritex memiliki kas sebanyak US$159 juta. Sedangkan total dana yang tersedia di bank sebesar US$87 juta. (KR)