JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif tahun ini guna mendongkrak pembiayaan perbankan kepada sektor usaha terkait upaya pemulihan ekonomi nasional. Hal itu salah satu arah bauran kebijakan BI pada 2022 disampaikan Erwin Haryono Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi (BI) dalam siaran pers dikutip Jumat (21/1).
Disebutkannya penerapan kebijakan itu dengan tetap menjaga stabilitas keuagan. Perbankan yang menyalurkan kredit kepada sektor prioritas dan pembiayaan inklusif akan mendapat insentif berupa pengurangan giro wajib minimum (GWM) harian hingga sebesar 100 basis points (bps) mulai 1 Maret 2022.
Implementasi kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RIPM) diperkuat khususnya lewat pemenuhan komitmen bank terhadap target RIPM yang ditetapkan sesuai keahlian dan model bisnis bank. Selanjutnya, mempertahankan rasio countercyclical capital buffer (CCyB) sebesar 0%, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada ksiaran 84-94% dengan parameter disinsentif batas bawah 84% sejak 1 Januari 2022, dan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM sebesar 6% dengan fklesibilitaas repo 6% dan rasio PLM syarih 4,5% dengan fleksibilitas repo 4,5%.
Selain itu, memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman perkembangan spread suku bunga kredit terhadap suku bunga deposito per kelompok bank. (LK)