JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya memperkuat kompetensi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri untuk lebih siap menghadapi era industri 4.0 di Indonesia. Pada tahun 2025, sektor industri ditargetkan mampu berkontribusi pada PDB nasional sebesar USD133 miliar. Sasaran ini akan didukung oleh 185 juta penduduk dengan akses internet, yang merupakan terbesar ke-4 di dunia, serta posisi Indonesia sebagai pemain ekonomi digital dan industri 4.0 tercepat di Asia Tenggara.
Untuk mewujudkan kesiapan SDM industri, Kemenperin menjalankan Technical and Vocational Education and Training (TVET) 4.0 di lingkungan pendidikan vokasi yang diselenggarakannya. "TVET 4.0 adalah pendidikan dan pelatihan vokasi yang memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk pekerjaan di bidang industri 4.0," jelas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan di Jakarta, Selasa (13/9).
Untuk memaksimalkan penerapan industri 4.0 di unit pendidikan tingginya, BPSDMI Kemenperin melakukan asesmen TVET 4.0 yang mampu mengukur level implementasi TVET 4.0 di kampus-kampus vokasi Kementerian Perindustrian sebagai langkah awal.
Sementara itu, di tingkat pendidikan menengah, BPSDMI Kemenperin menerapkan metode pembelajaran dual system bagi sekolah vokasi industri yang dibinanya, dengan proporsi 70% praktik dan 30% teori. Dengan begitu, metode tersebut lebih mengutamakan praktik dibandingkan teori.
Salah satu sekolah menengah vokasi yang dimiliki Kemenperin adalah SMK-SMAK Bogor yang juga menerapkan kurikulum yang terintegrasi antara Kemendikbud, Industri Internasional, serta Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Pembelajaran di SMK-SMAK Bogor berlangsung selama empat tahun, termasuk program magang di industri selama enam bulan. “Kurikulum yang sinkron dengan industri mendukung para lulusan SMK tersebut agar siap kerja dan terjun langsung,” jelas Kepala BPSDMI. (LM)