BerandaBeritaVideo

Gubernur BI: Eskalasi perang dagang dan risiko geopolitik turut tekan pertumbuhan ekonomi Indonesia

19 September 2019 16:30

JAKARTA - Ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang terus meningkat dan risiko geopolitik lainnya terus menekan perekonomian global dan meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan, kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

“Perekonomian AS tumbuh melambat akibat penurunan ekspor dan investasi non-residensial. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India juga berlanjut, dipengaruhi penurunan ekspor dan kemudian berdampak pada penurunan permintaan domestik,” papar Perry dalam konferensi pers di Gedung Thamrin BI, Kamis (19/9).

Kondisi tersebut, lanjut Perry, turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ekspor diperkirakan belum akan membaik seiring dengan permintaan global dan harga komoditas yang menurun, meskipun produk-produk ekspor manufaktur seperti kendaraan bermotor tetap menunjukkan pertumbuhan positif.

“Kondisi ini berdampak pada belum kuatnya pertumbuhan investasi, khususnya investasi non-bangunan, sementara pertumbuhan investasi bangunan cukup baik didorong oleh pembangunan proyek strategis nasional,” ujar Perry.

Selain itu, konsumsi swasta juga tumbuh terbatas meskipun konsumsi rumah tangga tetap tumbuh stabil berkat dukungan dari penyaluran bantuan sosial pemerintah.

“Ke depan, bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah diperkirakan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga berada di bawah titik tengah kisaran 5,0%-5,4% pada 2019 dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1%-5,5% pada tahun 2020,” imbuh Perry. (MS)

© 2024 - IDN Financials - All Rights Reserved.