BerandaBeritaVideo

RI dan Malaysia bangun megaproyek Pusat Keuangan Syariah Internasional di PIK2

08 December 2019 16:10

JAKARTA. Hubungan baik antara dua negara tetangga, Indonesia dan malaysia, kini diperkuat lagi dengan adanya kerjasama pembangunan Menara Syariah bernilai Rp 3,5 triliun. Pembangunan itu menjadi  bagian dari rencana besar Indonesia dalam mewujudkan menjadi salah satu dari 5 (lima) besar dunia Pasar Keuangan Syariah Internasional.

Saat ini pasar keuangan Syariah dunia tersebar di Dubai, Riyadh, Bahrain, Doha, Istanbul dan Kuala Lumpur.

Pembangunan infrastruktur dari gedung kembar Menara Syariah merupakan awal dari megaproyek kawasan pusat keuangan syariah internasional yang berdiri di atas lahan seluas 3,6 hektar , bagian dari keseluruhan kawasan Pusat Keuangan Syariah Internasional  seluas 23,5 hektar.

Pembangunan Menara Syariah yang akan menjadi Icon dan landmark dari kawasan PIK2 (Pantai Indah Kapuk 2) ini akan membutuhkan waktu 20 bulan dan menelan biaya Rp 3.5 triliun, yang nantinya akan menampung sekitar 5.000 orang karyawan. Menara Syariah ( gedung kembar) masing-masing tower akan memiliki ketinggian 29 lantai gedung perkantoran yang juga memiliki fasilitas ritel di tengah-tengahnya.

Menara Syariah ini didesain secara khusus, unik dan modern dengan ruang kerja kondusif sesuai gedung perkantoran Syariah dan dirancang oleh desainer kondang DP Architects Ltd yang berpengalaman dalam mendesain gedung sejenis di Timur Tengah.

Dua konglomerat papan atas Indonesia akan terlibat dalam pembangunan Menara Syariah, yaitu Agung Sedayu Group dan Salim Group yang akan tergabung dalam PT Bangun Kosambi Sukses, menjadi pemegang saham.  Pemegang saham lain adalah PT Fin Centerindo, serta investor Malaysia, Matrix Concepts Holdings. Matrix Concepts Holdings adalah perusahaan properti terkemuka dari Malaysia yang telah sukses mengembangkan puluhan ribu unit perumahan, komersial dan industri . 

PT Nikko Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penasehat keuangan dalam pembangunan megaproyek tersebut.

Keseluruhan Kawasan Keuangan Internasional seluas 23.5 hektar akan membutuhkan investasi senilai US$ 5 miliar ( sekitar Rp 70 Triliun) dan jangka waktu pembangunan 10 tahun.

Dalam pembangunan ini, Agung Sedayu Group dan Salim Group menggandeng sejumlah investor mancanegara untuk mewujudkan visi Presiden Jokowi menjadikan negara tercinta sebagai Pasar Keuangan Syariah Dunia. (KR)

© 2024 - IDN Financials - All Rights Reserved.