BerandaBeritaVideo

COVID-19 tak kunjung reda, AirAsia Group rugi US$223 juta di Q1

07 July 2020 11:29

KUALA LUMPUR - AirAsia Group mencatatkan kerugian bersih sebesar US$223 juta di kuartal I (Q1) tahun 2020, setelah berhasil membukukan laba bersih US$23,87 juta di periode yang sama pada tahun 2019.

Grup maskapai berbiaya rendah tersebut mengatakan bahwa kerugian ini disebabkan oleh pembatasan perjalanan yang diterapkan selama pandemi virus corona (COVID-19), yang menyebabkan permintaan perjalanan udara anjlok dan disebut oleh CEO Tony Fernandes sebagai "tantangan terberat" yang dialami perusahaan sejak ia mengambil alih pengendaliannya di tahun 2001.

Seperti diwartakan FlightGlobal.com, AirAsia Group memangkas kapasitas di semua unit maskapai sebanyak 19% di Q1, sementara jumlah penumpang menurun 22% dan load factor tercatat "sesuai ekspektasi" sebesar 77%. Selama periode tersebut, pendapatan grup maskapai turun 15% year on year (yoy) menjadi US$538 juta.

"Kami sudah mengajukan pinjaman bank di negara-negara tempat kami beroperasi untuk meningkatkan likuiditas," kata Fernandes dalam keterangan resmi pada hari Senin (6/7).

"Kami juga telah menerima proposal untuk memperkuat modal, basis ekuitas, dan/atau likuiditas dari sejumlah bankir investasi, penyedia pinjaman, dan investor potensial untuk membantu perusahaan menghadapi badai yang disebabkan pandemi COVID-19."

Pada tiga bulan pertama tahun ini AirAsia Philippines mencatatkan kenaikan pangsa pasar terbesar, disusul oleh AirAsia Indonesia dan AirAsia India. Grup maskapai tersebut mengontrol 61% pangsa pasar di Malaysia, yang merupakan pasar domestiknya yang paling besar.

"Di masing-masing wilayah operasional, kami telah memulai kembali kegiatan operasional secara bertahap dan saat ini masih fokus ke penerbangan domestik, sebelum nantinya kembali merambah wilayah ASEAN dan Asia setelah perbatasan kembali dibuka," kata Presiden Maskapai AirAsia Group Bo Lingam.

"Kami menargetkan untuk meningkatkan frekuensi penerbangan menjadi 50% dari frekuensi penerbangan sebelum COVID, dan kami berharap dapat segera melanjutkan penerbangan domestik dalam beberapa minggu dan bulan mendatang untuk memenuhi permintaan yang meningkat." (MS)

© 2024 - IDN Financials - All Rights Reserved.