ANKARA - Ketua MPR RI Bambang “Bamsoet” Soesatyo meminta dukungan dari Ketua Parlemen Turki Mustafa Şentop untuk mempercepat penyelesaian perundingan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement/IT-CEPA).
“Parlemen memiliki peran penting dalam penyelesaian perundingan IT-CEPA. Karena itu, saya meminta bantuan Yang Mulia untuk mendorong percepatan penyelesaian perundingan tersebut,” kata Bamsoet kepada Şentop dalam kunjungannya ke Ankara, Turki pada hari Selasa (3/11).
Sebagai tanggapan, Şentop mengatakan akan meminta komisi terkait di Parlemen Turki untuk segera meninjau ulang status perjanjian tersebut dan berusaha mempercepat negosiasi yang sudah berlangsung selama empat tahun.
Menurut Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara Erik Nababan, nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Turki pada tahun 2019 mencapai US$1,6 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar lebih dari US$800 juta, lebih besar dari perdagangan bilateral dengan negara-negara di kawasan Balkan dan Eropa Timur lainnya.
Dengan penandatanganan IT-CEPA, imbuhnya, ada potensi peningkatan surplus jangka pendek sebesar US$600 juta.
“Produk ekspor utama Indonesia ke Turki adalah produk bahan baku industri yang sangat dibutuhkan Turki untuk meningkatkan ekspornya ke pasar dunia seperti produk turunan minyak kelapa sawit, karet, berbagai jenis benang, dan komponen otomotif. Karena itu, kenaikan ekspor Indonesia justru akan memperkuat industri lokal di Turki,” kata Erik dalam keterangan resmi di laman Kementerian Luar Negeri, Kamis (5/11). (MS)