JAKARTA. PT Bank UOB Indonesia perolehan dana senilai Rp100 miliar dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2019, yang merupakan bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan II Bank UOB Indonesia dengan target penghimpunan dana maksimal Rp3 triliun.
Hendra Gunawan, Direktur Utama Bank UOB Indonesia, menjelaskan efek utang senilai Rp100 miliar tersebut ditawarkan dengan kupon 8,20% per tahun. Ia menambahkan bahwa efek utang ini akan menambah kekuatan likuiditas perseroan.
“Dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas yang telah memadai dan kokoh, bank tidak melakukan penghimpunan dana melalui penerbitan obligasi untuk tahap berikutnya sampai berakhirnya program PUB Obligasi Berkelanjutan II,” kata Gunawan dalam surat yang dikirimkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam kesempatan yang sama, Gunawan mengaku saat ini Bank UOB Indonesia memiliki pengelolaan likuiditas yang prudent dan kokoh. Kekuatan ini, kata Gunawan, ditandai oleh Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) yang berada di atas batas minimum OJK.
“Pengelolaan likuiditas ini meliputi pengelolaan pendanaan yang berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dan setoran modal inti (tier-1) dari pemegang saham pada bulan Mei 2020 sebesar Rp2 triliun,” ungkap Gunawan. (KR)