JAKARTA – PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) memutuskan untuk membuat debutnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) terlepas dari iklim ekonomi yang penuh ketegangan. Namun, perusahaan telah memiliki keunggulan dan merancang strategi untuk merealisasikan target-targetnya di masa depan.
Windy Johan, Group Chief Financial Officer (CFO) Venteny Fortuna International, menjelaskan bahwa agar perusahaan dapat menjaga laju pertumbuhan dan profitabilitasnya setelah IPO, VTNY akan mengontrol biaya untuk menghasilkan produktivitas dan pendapatan yang lebih tinggi. “Berbeda dari kebanyakan perusahaan teknologi yang memperluas pasar dengan “bakar uang”, kami lebih menjaga [aspek-aspek] fundamental,” jelasnya saat sesi media briefing Public Expose and Due Diligence Meeting Venteny kemarin (24/11). “Kami mengharapkan dengan IPO ini, pasar bisa melihat suatu perusahaan yang [aspek] fundamentalnya terjamin dan perkembangannya bagus di masa depan,” tambahnya.
Jun Waide, Founder dan Group CEO Venteny, juga berharap dapat menggaungkan nama perusahaannya lewat IPO ini, terutama karena bisnis Venteny yang terbilang cukup unik dan baru di pasarnya. Setelah lebih dikenal publik, maka likuiditas dan bantuan pendanaan akan mudah didapat dari institusi keuangan ternama, sehingga layanan pembiayaan B2B yang dimiliki dapat dioptimalkan.
Ke depannya, VTNY berencana untuk membuka 10 kantor cabang di seluruh Indonesia, melengkapi cabangnya yang sekarang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Lampung. Sementara itu, untuk target keuangan Venteny tahun ini, Johan menargetkan pertumbuhan pendapatan 30%-40% dan kenaikan laba hingga 400% dibanding tahun 2021. (ZH)