JAKARTA - PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), produsen komponen otomotif, memproyeksikan kebutuhan belanja modal sebesar Rp 150 miliar untuk tahun 2023.
Irianto Santoso, Presiden Direktur DRMA menyampaikan belanja modal untuk menyelesaikan pabrik komponen PT Dharma Precision Parts (DPP) dan PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI). "Satu pabrik membutuhkan kisaran Rp 40-Rp 50 miliar, mulai dari fondasi, mechanical electrical, solar panel, dan digitalization," katanya dalam risalah paparan publik dikutip Rabu (30/11).
Kebutuhan belanja modal untuk dua pabrik diperkirakan Rp 100 miliar, namun belum termasuk penggunan teknologi survei mounted technology (SMT), pemakaian charging station untuk baterai listrik. Sehingga kebutuhan maksimum belanja modal kisaran Rp 120-Rp 150 miliar untuk tahun 2023.
Menurut dia, penyediaan fasilitas charging station guna mendorong semakin banyak pengguna kendaraan listrik. "Kami membantu membuat mesin battery swap, dispenser dan sebagainya. Kalau kami tidak membantu pemerintah, sepertinya target pemerintah mencapai jumlah populasi kendaraan listrik akan terkendala," ujarnya.
Per Juni 2022, DRMA mengucurkan belanja modal Rp 78,21 miliar. Peruntukannya antara lain, perluasan area operasi dan penambahan mesin masing-masing sebesar Rp 25,10 miliar dan Rp 53,10 miliar. (LK)