JAKARTA. Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sepanjang 2022 mencapai Rp588,3 triliun, naik 28,3% dibandingkan realisasi 2021 yang sebesar Rp458,5 triliun. Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas terutama batubara, demikian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers Realisasi APBN 2022, Selasa (3/1/2023) .

Menurut dia, capaian realisasi PNBP tersebut tertinggi di dalam sejarah PNBP. Dia merinci penerimaan negara tersebut ditopang oleh pendapatan SDA migas yang mencapai Rp148,5 triliun atau naik 53,7% dibandingkan 2021 yang hanya mencapai Rp96,6 triliun. Realisasi PNBP migas mencapai 106,8% dari target yang ditetapkan pada 2022. Sedangkan pendapatan SDA nonmigas tercatat mencapai Rp120,1 triliun atau naik 127,2% dibandingkan realisasi 2021 yang senilai Rp52,9 triliun. Realisasi ini telah mencapai 137,4% dari target 2022.

Sementara itu PNBP lainnya yaitu pendapatan dari penjualan hasil tambang, pendapatan DMO, serta PNBP layanan kementerian/lembaga (visa, paspor, perizinan, dan layanan kepolisian) tercatat mencapai Rp196,3 triliun atau naik 28,7% dibandingkan 2021. Penerimaan negara dari pendapatan kekayaan negara dipisahkan (KND), yang berasal dari kenaikan setoran dividen BUMN terutama sektor perbankan, mencapai Rp40,6 triliun atau naik 33,1%.

Pendapatan dari kontribusi pendapatan badan layanan umum (BLU) mencapai Rp82,8 triliun namun realisasi itu turun 34,3% (yoy) terutama karena rendahnya pendapatan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) akibat dampak larangan sementara ekspor minyak sawit (CPO) dan kebijakan tarif pungutan ekspor CPO. (AM)