BBKP - PT. Bank KB Bukopin Tbk

Rp 65

-2 (-3,00%)

JAKARTA. PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) sedang berupaya mempercepat penyelesaian kredit bermasalah sebesar Rp10 triliun sepanjang tahun 2022. Sehingga penyaluran kredit pada kurun waktu tersebut tidak ekspansif bahkan turun 11,79%, dan berdampak pada kerugian.

Pada kuartal III-2022, BBKP mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp51,82 triliun, turun dari Rp57,93 triliun pada kuartal III-2021. Penyaluran kredit Bank KB Bukopin tidak ekspansif sejalan dengan upaya perbaikan kredit macet (nonperforming loan/NPL), demikian manajemen dalam paparan publik tahunan pekan lalu.. Pada kurun waktu itu, NPL nett turun dari 4,94% per September 2021 menjadi 4,84%.

Deputy President Director KB Bukopin Robby Mondong menjelaskan perseroan berupaya mencapai status bank bersih. BBKP pun terus membersihkan kredit bermasalah. “Kami berencana membersihkan sekitar Rp10 triliun [kredit macet], bisa melalui bulk sales atau penerbitan obligasi syariah atau sukuk,” ujar Robby dalam paparan publik tersebut. Bank KB Bukopin pada kuartal III-2022 mencatatkan lonjakan kerugian konsolidasi 629,38% (yoy) karena menurunnya nilai aset keuangan yang mencapai Rp2,78 triliun.  

Dengan kondisi itu, BBKP baru akan menargetkan laba pada 2024 melalui sejumlah strategi kombinasi di antaranya berekspansi memperluas pinjaman baru yang berkualitas dan mempercepat penyelesaian kredit macet. “Kami juga menjalankan efisiensi biaya, meningkatkan pendapatan melalui produk eksisting dan baru, baik produk kredit maupun fee based income, sehingga harapannya pada 2024 bisa membukukan laba,”  jelas manajemen BBKP dalam keterangan tertulisnya dikutip Kamis (5/1/2023). Saat ini Bank KB Bukopin ini dimiliki oleh KB Kookmin Bank Ltd dari Korea Selatan dengan kepemilikan 67%, PPA sebesar 1,53%, dan publik 31,47%. (AM)