JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) per November 2022 sebesar US$ 392,6 miliar, tumbuh 5,6% dari periode serupa tahun lalu. Struktur utang luar negeri didominasi utang jangka panjang.  

Dalam siaran pers Senin (16/1), Erwin Haryono, Direktur Eksekutif, Departemen Komunikasi BI menyampaikan kontraksi pertumbuhan ULN dari sektor swasta dan publik (pemerintah dan bank sentral.

ULN Pemerintah tercatat US$ 181,16 miliar, tumbuh 10,2% year on year (yoy). Namun, kenaikan itu lebih rendah dari Oktober 2022 yang tercatat naik 12,3% yoy. Sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang terjaga sehingga mendorong asing kembali menempatkan investasi portofolio di Surat Berharga Negara (SBN) domestik.

Di sisi lain, ULN swasta tercatat US$ 202,5 miliar, tumbuh 0,9% yoy, lebih rendah dari Oktober 2022 yang tumbuh 3% yoy. Perkembangan ini disebabkan pertumbuhan ULN lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan, yang masing-masing tercatat 2% yoy dan 0,7%, lebih rendah dari Oktober 2022, masing-masing 3,4% dan 2,8%.

Menurut Haryono, struktur utang luar negeri masih terkendali karena rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terjaga di level 29,7%. Utang didominasi utang jangka panjang dengan pangsa 87% dari total utang luar negeri. (LK)