KEJU - PT. Mulia Boga Raya Tbk

Rp 1.240

-70 (-5,00%)

JAKARTA – PT Boga Mulia Raya Tbk (KEJU) mengalami stagnansi pada penjualan bersihnya di tahun 2022, sehingga hanya mampu mencapai Rp1,04 triliun. Terhambatnya pertumbuhan ini disebabkan oleh normalisasi konsumsi keju pasca pandemi dan harga bahan baku yang berfluktuasi.

“Kami juga sempat mengeluarkan banyak investasi untuk memasarkan produk kami dengan agresif di e-commerce dan modern trade,” tambah Paulus Tedjosutikno, Direktur Utama KEJU, pada Paparan Publik tahun 2023 hari ini (12/4). Promo-promo ini juga yang menyebabkan beban naik, sehingga penjualan bersih hanya meningkat sebesar 0.02% year-on-year (yoy).

Stabilnya penjualan bersih kemudian turut memicu penurunan laba hingga 18% yoy, dari Rp144,7 miliar di tahun 2021 menjadi Rp117,4 miliar di akhir tahun buku 2022.

Namun, cara pemasaran produk terbukti cukup berhasil, terutama setelah mencatatkan peningkatan 10% yoy pada volume penjualan. Kemudian, KEJU juga disebut menjuarai market share dan penetration rate di modern dan general trade pada tahun 2022 dibandingkan dengan 4 merk produk keju lainnya di Indonesia. “Hasil ini diambil dari hasil studi sebuah lembaga riset,” tambah Tedjosutikno. (ZH)