BUMI - PT. Bumi Resources Tbk

Rp 97

-1 (-1,03%)

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten tambang batu bara yang dimiliki oleh Salim Group, membukukan laba bersih sebesar US$60,2 juta pada kuartal pertama (Q1) 2023.

Laba bersih BUMI pada Q1 2023 tercatat tumbuh 39,3% secara year-on-year (yoy) atau dari kuartal yang sama tahun lalu, di mana perseroan hanya mencetak laba bersih sebesar US$43,3 juta. Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kinerja pendapatan perseroan yang mencapai US$454,9 juta pada Q1 2023, tumbuh 30% secara yoy.

Dileep Srivastava, Director & Corporate Secretary BUMI, menyampaikan tahun ini perseroan menghadapi tantangan usaha yang cukup unik. Beberapa di antaranya yaitu dampak dari hujan lebat yang terjadi sejak akhir 2021, krisis energi dunia, hingga ketidakstabilan keuangan.

Di sisi lain, kata Srivastava, perseroan juga menghadapi regulasi baru dari Pemerintah Indonesia tentang royalti. “Berdampak pada perolehan laba yang tinggi bagi perusahaan batubara yang diberikan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) baru, USD$609 juta vs USD$196 juta yoy yang dibayarkan oleh KPC dan Arutmin,” kata Srivastava, lewat keterangan resmi.

Pada sisi operasional, volume penjualan BUMI pada Q1 2023 tercatat sebesar 15,4 juta ton. Sementara penjualan KPC (Kaltim Prima Coal) tercatat sebesar 10,7 juta ton dan Arutmin 4,8 juta ton.

Pada tahun ini, perseroan memproyeksikan produksi sampai sampai akhir tahun mencapai 75-80 juta ton. Sementara acuan harga jual yang ditetapkan perseroan saat ini yaitu US$95 sampai US$105 per ton. (KR)