JAKARTA - Bank Indonesia mendorong penggunaan mata uang lokal lebih luas dalam transaksi pembayaran bilateral terkait penguatan kerjasama dan konektivitas pembayaran di negara ASEAN+3. Perry Warjiyo, Gubernur BI menyampaikan hal itu dalam pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernu Bank Sentara anggota ASEAN+3 di Incheon, Korea Selatan, kemarin (2/4).

Perry menyampaikan tantangan terbesar saat ini terkait ketergantungan pada mata uang dominan tertentu untuk perdagangan internasional dan penyelesaian investasi, yang meningkatkan kerentanan dan risiko stabilitas keuangan di ASEAN+3.

"ASEAN+3 perlu berinovasi guna menjaga stabilitas di tengah inflasi yang masih tinggi, kondisi likuiditas yang ketat, ruang kebijakan yang lebih sempit dan pengaruh kuat dollar," katanya dikutip dalam rilis, Rabu (3/4).

Terkait itu, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank ASEAN+3 merespon positif dan mengakui perkembangan kajian sistem pembayaran lintas batas di ASEAN+3, khususnya penguatan transaksi mata uang lokal dalam pembahasan isu tematik ASEAN+3.

Diketahui, pertemuan itu diselenggarakan di bawah co-chairmanship dari Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, Shunichi Suzuki, Menteri Keuangan Jepang, dan Kazuo Ueda, Gubernur Bank of Japan. (LK)