JAKARTA – Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia), bersama dengan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia), menyiapkan total pinjaman hampir US$30 juta (ekuivalen) untuk program pembiayaan rantai pasok berkelanjutan, atau sustainable supply chain financing (SSCF).

Penandatanganan kerja sama ini dilangsungkan hari ini (16/10). Berdasarkan keterangan Yoanna Darwin, Head of Treasury and Trade Solutions of Citi Indonesia, tenor pinjaman tersebut mencapai 90 hari.

Fasilitas pembiayaan ini menawarkan insentif pada suku bunga yang dikenakan. Besaran insentif tersebut akan ditentukan berdasarkan skor keberlanjutan tiap pemasok. “Ada third party, independent, yang akan meng-assess skor sustainability tiap supplier, nanti baru dihitung insentifnya,” jelas Batara Sianturi, Citi Country Officer Citi Indonesia.

Lucia Karina, Public Affairs, Communication, and Sustainability Director CCEP Indonesia, memilih pembiayaan rantai pasok sebagai gerbang masuk menuju program sustainable financing yang lebih luas untuk seluruh rantai nilai.

“Program sustainable financing ini masih langka; kita harus melakukan pilot project. Nah, yang paling mudah untuk di-reach adalah pemasok, atau supplier,” tambah Karina.

Pada acara penandatanganan kesepakatan SSFC tersebut, beberapa pemasok Coca-Cola, mulai dari PT Samator Gas Indonesia Tbk (AGII) hingga PT Dynaplast, turut datang memberikan testimoni partisipasinya dalam program SSFC bersama CCEP Indonesia.

“Ini inisiatif yang kita lakukan untuk menambah nilai tambah pada pembiayaan berkelanjutan,” ungkap Sianturi. “Dari 1.000 supplier, sudah ada 85 supplier yang mendaftar. Kita harapkan perusahaan lain, yang tergabung dalam rantai pasok yang sama, juga ikut program SSFC,” tambahnya. (ZH)