BANTEN - Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional mensyaratkan sinergi antarsektor dan stakeholder yang harmonis, karena potensi dan keragaman yang bisa digarap sangat luas, mulai dari produk halal, keuangan syariah, dan bisnis syariah. Maka, pemerintah mulai menyoroti pentingya infrastruktur ekosistem syariah.

Kawasan Islamic Financial Center di Pantai Indah Kapuk 2, atau IFC PIK-2, dibangun sejak 2019, siap mewadahi ekosistem ekonomi syariah tersebut. Ma'ruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia, mengharapkan kawasan terintegrasi ini dapat menjadi ikon Indonesia dalam sektor keuangan syariah, melebihi pusat keuangan Islam yang lebih dulu hadir di Dubai (Uni Emirat Arab), Astana (Kazakhstan), Qatar, dan negara lainnya.

Dalam seminar yang dilangsungkan hari ini (27/10), bertajuk “Peranan Islamic Financial Center dalam Penguatan Ekosistem dan Sinergi Stakeholder Ekonomi Syariah di Indonesia,” Wapres menyebutkan empat strategi agar IFC PIK-2 mampu mendukung penguatan ekonomi syariah nasional secara optimal.

Strategi tersebut mencakup layanan terbaik dan optimalisasi kawasan; kolaborasi lintas sektor; partisipasi pengusaha syariah, baik dalam skala besar seperti korporasi, maupun skala kecil seperti UMKM; serta keterlibatan generasi muda.

"Saya meyakini, hadirnya pusat keuangan syariah ini mampu menguatkan ekosistem ekonomi syariah nasional,” ungkap Wapres.

IFC PIK-2 disebutkan akan menempati lahan seluas 12 hektar. Kompleks ini akan digunakan untuk berbagai aktivitas bisnis di bidang ekonomi dan keuangan syariah.

Sejalan dengan amanat Wapres untuk meningkatkan keterlibatan generasi muda, Komisaris Utama Menara Syariah, Harianto Solichin, melaporkan bahwa dalam waktu dekat, IFC akan menerbitkan sukuk syariah pertama dalam bentuk retail dan likuid untuk menyasar generasi Z dan milenial.

Pada kesempatan tersebut, Wapres juga meresmikan Masjid Al-Khairiyah yang berada di Gedung Menara Syariah, Kompleks Islamic Business and Financial Center (Pusat Bisnis dan Keuangan Syariah) PIK-2. (ZH)