BBHI - PT. Allo Bank Indonesia Tbk

Rp 1.005

+5 (+1,00%)

JAKARTA – PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), atau Allobank, berencana meningkatkan distribusi kreditnya hingga 12% year-on-year (yoy) di tahun 2024 menjadi Rp8,5 triliun. Hingga akhir tahun ini, bank digital yang tengah naik pamor ini juga memproyeksikan lonjakan pendapatan sebesar 50%-60% yoy.

Hingga akhir September 2023, Allobank melaporkan telah menyalurkan pinjaman hingga Rp7,3 triliun. “Porsi utamanya pinjaman digital,” ujar Indra Utoyo, Direktur Utama Allo Bank Indonesia, dalam Paparan Publik Tahunan Allobank 2023 yang digelar secara virtual hari ini (15/12).

Dengan kata lain, Allobank menyasar total penyaluran kredit sebesar Rp7,6 triliun hingga akhir tahun ini. “Kami cukup berhati-hati dengan pertumbuhan kredit,” tambah Ganda Rusli, Direktur Allobank, “kami harus berhati-hati. Jika kami tidak dapat menemukan segmen yang tepat, ini dapat menimbulkan masalah di masa depan.”

Dari kredit Rp8,5 triliun yang ditargetkan tahun depan, Allobank menargetkan untuk mengalokasikan Rp7,6 triliun kepada segment wholesale, sementara retail akan menerima kucuran kredit Rp800 miliar hingga Rp1 triliun.

Kredit Allobank memang telah perlahan masuk ke segmen UMKM dan wholesale. “Untuk memaksimalkan balance sheet kami, kami ikut mendanai bisnis mikro, seperti mitra Bukalapak,” aku Utoyo.

Selain itu, Allobank juga berencana mendorong pendapatannya meningkat hingga 50%-60% yoy pada akhir 2023 menjadi sekitar Rp1,2 triliun dari Rp767.67 miliar yang tercatat pada Desember 2022.

Ini berarti Allobank hanya kekurangan Rp223 miliar dari targetnya, karena perseroan berhasil meraup pendapatan bunga Rp976,65 miliar pada akhir Q3 2023.

Menurut Utoyo, ke depannya, Allobank akan melanjutkan pengembangan produk dan layanannya untuk melayani ekosistem yang dekat dengan aktivitas sehari-hari, seperti commuting, F&B, e-commerce, hingga investasi, yang direncanakan untuk diperkenalkan ke publik pada tahun 2024 dalam bentuk Rekening Dana Nasabah (RDN). (ZH)