JAKARTA - OY! Indonesia, penyedia solusi layanan pembayaran terintegrasi, semakin serius dalam upaya mendorong inklusi keuangan di Indonesia lewat kolaborasinya dengan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), tentunya dengan tetap berada di bawah naungan dan panduan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).

"Kita, sebagai sistem pembayaran, memang sangat lekat dengan bank," ungkap Jesayas Ferdinandus, CEO & Co-Founder OY! Indonesia.

Menurut Ferdinandus, OY! Indonesia, sebagai agregator fintech, selalu berusaha menginisiasi kolaborasi antara bank, fintech, dan vendor-vendor terkait untuk menyelesaikan isu-isu terbaru yang mungkin muncul di segmen pembayaran dan manajemen uang.

"Tiap bank memiliki target market sendiri, dan mereka sudah memiliki hubungan yang mendalam dengan pasarnya. Kami hanya menyesuaikan produk kami dengan kebutuhan target market tersebut," lanjut Fernandinus.

Salah satu produk yang sudah diluncurkan oleh OY! Indonesia adalah cash deposit machine, yang memungkinkan pelaku usaha menyetor uang tunai langsung ke rekening mereka. Teknologi juga memungkinkan aliran kas terdeteksi secara real-time.

"Klien melaporkan adanya peningkatan cash flow hingga 50% berkat mesin dan teknologi ini," aku Indradi Patmawidjaja, Transaction Banking Digital & Customers Experience Head Danamon, yang turut mewakilkan pihak bank dalam acara Konferensi Pers OY! Indonesia hari ini (24/1).

Mesin setor tunai OY! Indonesia ini memang mirip dengan ATM setor-tarik bank yang beredar di masyarakat kini. Namun, Fernandinus merasa cash deposit machine OY! ini memiliki kelebihannya sendiri. "Mesin kami agnostik; bisa disalurkan ke semua rekening bank mitra kami," klaim Fernandinus.

Metode ini juga biasa disebut bank atau cash pooling, yaitu pengumpulan dana dalam satu akun, yang memudahkan pengelolaan aliran kas suatu perusahaan atau entitas bisnis berkat efisiensinya.

Di tengah inovasi pembayaran serba cashless, fungsi nyata cash deposit machine memang jarang terlihat oleh end-user. Namun, sistem ini masih digunakan di belakang layar berbagai toko dan gerai.

"Mesin kami banyak digunakan di tempat yang menggunakan tunai, seperti gas station, dan beberapa convenience store," sambung Fernandinus.

Meskipun sudah menelurkan berbagai produk solusi pembayaran, OY! Indonesia masih bergerak maju dengan perlahan namun pasti. "Tahun 2022 dan 2023 memang cukup berat untuk sektor teknologi. Tahun 2024, kami fokus membuktikan pada market dan investor tentang produk kami, dan mencapai profitabilitas," ungkap Ferdinandus.

Menurut Ferdinandus, OY! Indonesia akan terus menyelesaikan isu-isu nyata yang muncul dari kebutuhan pasar lewat kolaborasi dengan institusi lain, termasuk bank. "Setelah ada economic unit yang positif lewat kolaborasi ini, baru kita ajak bank untuk ekspansi produk tersebut," ungkapnya. (ZH)