JAKARTA. Pemerintah Indonesia tengah mengkaji ulang rencana penerbitan surat utang berdenominasi Yuan atau Samurai Bond, di tengah resesi yang dialami oleh Jepang.

Suminto, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, mengatakan pihaknya akan terus mencermati perkembangan kebutuhan dan perkembangan ekonomi, serta pasar keuangan Jepang.

Menurut data idnfinancials.com, Gross Domestik Product (GDP) Jepang mengalami penurunan 0,4% year-on-year (yoy) pada kuartal keempat (Q4) 2023. Sementara di kuartal sebelumnya, GDP negara samurai tersebut turun hingga 3,3% yoy.

“Termasuk tadi apakah dengan perkembangan perekonomian Jepang seperti tadi kita akan menerbitkan Samurai Bond? Tentu kita akan terus mencermati,” ungkap Suminto.

Sejauh ini, Pemerintah Indonesia telah beberapa kali menerbitkan Samurai Bond. Pada penerbitan terbarunya yaitu Mei 2023 kemarin, transaksi penerbitan mencapai JPY104,8 miliar atau Rp11,34 triliun.

Sementara itu alternatif pendanaan yang telah dihimpun oleh Pemerintah Indonesia per Januari 2024 telah mencapai Rp107,6 triliun. Ini termasuk pendanaan dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). (KR)