JAKARTA. Inflasi pada periode Februari 2024 meningkat jadi 2,75% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 0,37% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom) menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Jumat (1/3) hari ini.

M. Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, mengatakan inflasi menurut wilayah secara yoy terjadi di semua provinsi di Indonesia. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Selatan yang mencapai 4,61% yoy, serta terendah di Papua Barat Daya yang mencapai  1,81%.

Selain itu, kata Habibullah, inflasi tahunan terjadi pada komponen inti, komponen harga diatur pemerintah, dan komponen harga bergejolak. Tekanan inflasi pada komponen harga bergejolak yang mencapai 8,47%, masih menjadi kontributor inflasi terbesar secara yoy pada Februari 2024.

Sementara itu komoditas penyumbang utama inflasi Februari 2024 secara yoy adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini berkontribusi sebesar 1,79% terhadap inflasi Februari 2024 secara yoy.

“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah beras, cabai merah, daging ayam ras, tomat, bawang putih, dan telur ayam ras,” ungkap Habibullah.

Di samping itu, BPS juga mengingatkan potensi inflasi yang akan terjadi pada bulan Ramadan (sekitar 10 Maret – 9 April 2024). Hal ini terlihat dari data historis inflasi yang terjadi pada bulan Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya. “Waspada terjadinya kenaikan harga secara umum pada momen bulan Ramadan,” ungkap Habibullah. (KR)