JAKARTA – PT Avrist Assurance, perusahaan asuransi yang lebih akrab dikenal dengan Avrist, melaporkan laba bersih melonjak 18,25% year-on-year (yoy) menjadi Rp145 miliar di akhir tahun lalu.

Melonjaknya laba bersih Avrist juga berhasil menggenjot kinerja ROA dan ROE-nya, naik 0,38% dan 0,51%, menjadi 1,92% dan 6,14%.

Menurut Ian Natapradja, Direktur Keuangan Avrist, profitabilitas Avrist juga dapat dipertahankan berkat perubahan komposisi pendapatan preminya. “Di tahun sebelumnya, regular premi 55%, single premi 45%. Di tahun 2023, regular premi meningkat jadi 60%,” ungkapnya.

“Regular premi ini dapat memberikan profit yang sustainable untuk jangka panjang,” tambah Natapradja. Lebih lanjut, lonjakan laba bersih juga didukung efisiensi biaya operasionalnya, yang turun hingga 3,47% yoy menjadi Rp233 miliar.

Namun, Simon Imanto, Presiden Direktur Avrist, mengaku bahwa strategi efisiensi tidak hanya diaplikasikan pada pos-pos biaya, melainkan juga termasuk efisiensi proses bisnis, proses merekrut agen, bahkan pengembangan produk baru lewat digitalisasi.

“Seluruh hal terkait produk kita lakukan lewat EAPPS,” sambung Jos Chandra Irawan, Direktur Bisnis Avrist. EAPPS merupakan aplikasi penjualan produk Avrist terintegrasi. Selain EAPPS, terdapat pula Avrist Solution sebagai portal nasabah untuk mengakses informasi polis dan pengajuan klaim.

Terkait perekrutan agen, Avrist disebut telah menggunakan AVPIN, aplikasi e-recruitment untuk para agen. “Kalau perusahaan mempercepat pertumbuhan manpower, yaitu proses registrasi calon agen, pasti harus dengan teknologi,” jelas Irawan.

Hingga akhir tahun 2023, agen Avrist sudah meningkat 60% menjadi 1.907 agen. Selain itu, Avrist berencana menambahkan 5 Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) tambahan, sebagai meeting point pada agen, di tahun ini, sehingga total KPM Avrist akan mencapai 39 unit di akhir Desember 2024. (ZH)